Selasa, 17 Januari 2012

Menjadi orang yang berkemenangan

Pagi hari ini saya sedang merenungkan kehidupan saya. Ada sedikit rasa tidak puas dalam diri saya dalam hal keuangan. Saya melihat bahwa keuangan saya selama saya menikah hampir 3 tahun ini pas-pasan sifatnya, memang kami tidak pernah kekurangan, tetapi kami juga tidak pernah menikmati apa yang namanya kelimpahan.

Kadang timbul rasa iri hati kepada teman-teman kantor yang lain, yang mana mereka rata-rata telah memiliki rumah, bahkan mobil. Sedangkan saya saat ini masih tinggal ikut orang tua, dan hanya memiliki 2 sepeda motor.

Sebagai seorang accounting saya secara pribadi agak kesulitan untuk berpindah-pindah ke perusahaan lain, karena perusahaan-perusahaan lain yang mana saya pernah coba lamar rata-rata mereka melakukan praktek yang kurang jujur dalam hal pelaporan untuk keperluan perpajakan. Saya bertahan di perusahaan saya bekerja saat ini meskipun gajinya sangat kecil sebagai seorang accounting, tetapi pembukuan yang kami lakukan disini sangat transparan, sehingga tidak ada yang disembunyikan ke pihak-pihak lain, termasuk ke kantor pajak.

Ada sedikit juga rasa khawatir tentang biaya pendidikan anak saya, mengingat saat ini biaya pendidikan sangat mahal.

Tetapi saya tidak mau larut dalam kekhawatiran demi kekhawatiran, saya percaya apa yang dijanjikan Tuhan dalam kehidupan setiap orang percaya yang setia melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, bahwa mereka akan diberkati, dijauhkan dari sakit penyakit, karena Tuhan setia,

Saya tidak perlu khawatir lagi karena Tuhan tahu apa yang saya perlukan sebelum saya meminta kepadaNya, Tuhan memelihara burung-burung diudara, dan mendadani bunga-bunga di padang terlebih lagi Tuhan akan memelihara kehidupan saya. Yang perlu saya lakukan hanyalah membiarkan hidup saya diperintah oleh Tuhan dan dengan setia melakukan kebenaran yang Tuhan mau.

Dan apa yang di katakan Pemazmur mengenai orang yang setia melakukan kebenaran:

“Sejak aku muda sampai sudah tua, tak pernah kulihat orang baik ditinggalkan TUHAN, atau anak cucunya menjadi peminta-minta. Ia selalu meminjamkan dan memberi, dan anak-anaknya menjadi berkat baginya”.



Referensi.
Ulangan 7: 11-15
Matius 6: 7-8
Matius 6: 25-34
Mazmur 37: 25=26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar