Sabtu, 15 Oktober 2011

Resufle Kabinet.... Mengapa?

Isu tentang adanya resufle kabinet akhir-akhir ini cukup gencar diberitakan di media massa. Timbul suatu pertanyaan di dalam diri saya, dan mungkin juga sebagian warga negara Indonesia, mengapa sampai muncul isu adanya resufle kabinet, apakah para menteri saat ini tidak memiliki kualitas yang baik atau karena adanya ketidak percayaan dari masyarakat?

Secara pribadi dan itu sangat subyektif saya melihat hal kedualah yang memicu terjadinya resufle. Melihat sepak terjang para pemimpin di negeri ini, menimbulkan ketidak percayaan pada orang-orang yang dipimpin. Suatu organisasi akan mengalami kesulitan untuk berkembang apabila antara pemimpin dan mereka yang dipimpin tidak ada saling kepercayaan.

Salah satu penyebab adanya saling ketidak percayaan adalah terhambatnya komunikasi antara pemimpin dan mereka yang dipimpin. Coba simak para pemimpin kita kalau mengeluarkan statement selalu menggunakan bahasa politik, artinya statement yang disampaikan bisa memiliki arti dan persepsi yang berbeda-beda bagi para pendengarnya, sehingga banyak menimbulkan polemik, yang pada akhirnya tidak akan pernah membawa bangsa ini maju, tetapi terus berkutat berputar-putar tak tentu arah.

John C Maxwell dalam "21 Kualitas Kepemimpinan Sejati" , mengatakan bahwa mengembangkan ketrampilan berkomunikasi yang sempurna sungguh sangat penting bagi kepemimpinan yang efektif. Sang pemimpin harus dapat membagi pengetahuan serta gagasan-gagasannya untuk menciptakan desakan serta antusiasme pada diri orang lain. Jika seorang pemimpin tak dapat menyampaikan pesan dengan jelas dan tak dapat memotivasi orang lain untuk menindaklanjutinya, maka memiliki pesan untuk disampaikannyapun menjadi percuma.
                  
Komunikasi bukanlah soal apa yang kita ucapkan, melainkan juga bagaimana kita mengucapkannya. Kunci komunikasi yang efektif adalah kesederhanaan. Lupakanlah upaya mengesankan orang dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang canggih. Jika kita ingin membangun hubungan dengan sesama, utamakanlah kesederhaan.

Kredibilitas mendahului komunikasi yang hebat. Ada dua cara untuk menyampaikan kredibilitas kita kepada pendengar.
Pertama, percayalah kepada apa yang kita ucapkan. Orang biasa akan menjadi komunikator yang ulung jika memiliki semangat keyakinan yang tinggi. Seorang Jendral lapangan Ferdinand Foch mengatakan; “Senjata yang paling ampuh dibumi adalah jiwa manusia yang berkobar-kobar”.
Kedua, amalkanlah ucapan kita. Tidak ada kredibiltas lebih besar ketimbang keyakinan pada tindakan.

Semoga para pemimpin yang baru bisa memperoleh kepercayaan dari masyarakat, sehingga pembangunan bangsa ini bisa berjalan dengan baik.

Bagaimana pendapat Anda?

Postingan Sebelumnya


Salam

2 komentar:

  1. Dan semoga mereka menjadi manusia yang bermanfaat ketika mejabat menteri atau wakil menteri,sehingga tidak menjadi manusia yang seperti kacang lupa aka kulitnya
    Ditunggu kunjungan baliknya

    BalasHapus
  2. Mudah-mudahan juga, reshuffle kabinet ini bisa menghasilkan pemerintahan yang lebih baik, jauh dari korupsi.

    Salam kenal ya.. mampir juga dan jadi teman di blog saya, www.jurnal-ap.blogspot.com

    BalasHapus