Sabtu, 29 Oktober 2011

Kebun Binatang Surabaya, antara kemelut dan manfaat

Kemelut yang terjadi Kebun binatang Surabaya (KBS) sangatlah disayangkan. Setelah beberapa koleksi satwa di kebun binatang mati secara beruntun, saat ini ada upaya untuk merelokasi beberapa satwa yang masih sehat, dan tetap meninggalkan satwa-satwa yang sakit di KBS. Selain karena kemelut di pengelola KBS, menurut beberapa sumber berita, kematian satwa disebabkan oleh management pakan dan kandang yang kurang bagus.

Sebagai warga Surabaya yang lahir dan dibesarkan di Surabaya saya sangat merasa prihatin, mengingat Kebun Binatang Surabaya memiliki beberapa fungsi bagi kota ini:
                                                  
Sebagai Maskot Kota Surabaya
Kalau saya berada di daeah-daerah luar kota Surabaya seperti Pare atau Kediri, hal yang mereka ingin tahu adalah KBS. Seolah-olah itulah daya tarik kota ini. Ditambah lagi sebuah patung besar lambang kota Surabaya, yaitu Ikan Sura dan Buaya seolah mengklaim bahwa inilah maskot kota Surabaya.

Sebagai paru-paru kota
Sebagai kota terbesar kedua setelah Jakarta, yang penuh dengan asap kendaraan bermotor dan bangunan-bangunan gedung bertingkat, keberadaan KBS sangatlah penting sebagai paru-paru kota.  Surabaya sangat memerlukan lahan terbuka yang banyak ditumbuhi pepohonan agar kota ini tidak semakin panas. Dan jangan sampai kemudian KBS beralih fungsi menjadi sebuah mall mengingat letaknya yang sangat strategis.

Sebagai Tempat Wisata
Surabaya adalah kota yang minim tempat wisata. Di kota ini hanya ada dua tempat wisata yang bernuansa alam, yaitu Pantai Kenjeran dan Kebun Binatang itu sendiri. Setiap hari minggu Kebun Binatang Surabaya sangat ramai dikunjungi para pelancong khususnya dari daerah yang berada di luar kota Surabaya.

Sebagai sarana pendidikan anak
Fungsi ini juga tidak kalah penting, beberapa kali saat saya masih berada di bangku SD, sekolah kami mengadakan kunjungan ke Kebon Binatang, tidak hanya untuk berwisata, tetapi ada sesuatu yang ingin diajarkan oleh guru-guru kami. Dan itu adalah sarana pendidikan yang sangat efektif untuk mengenalkan satwa kepada anak-anak. Anak saya juga saat berumur 1.5 tahun saya ajak berkunjung ke sana dan mengenalkan satwa-satwa yang ada disana. Dan saat saya menjadwalkan untuk mengunjungi kembali Kebun Binatang Surabaya, saya harus berpikir dua kali, takut karena banyaknya satwa yang sakit dan beberapa sampai meninggal. Lalu bagaimana anak-anak kami harus belajar mengenal satwa, akankah hanya melalui media seperti televisi atau internet?

Semoga KBS tetap ada, dan masing-masing pihak yang berkemelut menyadari betapa pentingnya KBS untuk seluruh masyarakat Surabaya pada khususnya dan Masyarakat Indonesia pada umunya.

4 komentar:

  1. iyah saya sering denger berita di TV tentang kematian hewan di kebun binatang surabaya
    kasihan :(
    padahal kalau saya lihat pengunjung disana cukup banyak masa perawatan hewan saja gak mampu
    mending dilepas aja ke habitatnya kalau sudah gak dirawat :(

    BalasHapus
  2. Sepertinya 'kemelu' yg terjadi di KBS kok gak ada akhirnya ya...Btw,salam kenal ya..

    BalasHapus
  3. saya juga sedih melihat KBS beberpa kali mau kesana nggak jadi karena teringat kemelut di KBS

    BalasHapus