Kamis, 13 Oktober 2011

Kejujuran – sebuah refleksi


Nilai kejujuran yang selama ini saya pegang dalam menjalankan pekerjaan tidaklah memberikan hasil yang baik dalam hal rupiah. Beberapa orang yang saya kenal, mereka bekerja dengan mengabaikan nilai-nilai kejujuran, tetapi mereka mendapatkan rupiah jauh lebih besar. Dan yang lebih membuat hati saya semakin pedih apabila mereka itu memiliki skill dan pendidikan yang jauh dibawah saya.

Pada keadaan seperti itulah nilai-nilai kejujuran yang selama ini saya pegang mulai goyah. Tidak jarang saya berdoa, mengeluh kepada Tuhan, tetapi selama beberapa saat lamanya saya tidak menemukan jawabannya.

Sampai di suatu pagi dalam perjalanan ke kantor, saya mendapat suatu pemahaman. Mereka yang memegang nilai-nilai kejujuran maupun mereka yang tidak, sama-sama sedang dalam pengujian.
Bagi mereka yang memegang nilai-nilai kejujuran, mereka akan diuji sampai seberapa lama mereka tahan memegang nilai-nilai itu dengan situasi dan keadaan yang menghimpit.
Dan bagi mereka yang tidak memegang nilai-nilai kejujuran, mereka akan diuji, seberapa beranikah mereka meninggalkan segala kenyamanan yang mereka dapat dari ketidak jujuran yang mereka lakukan.

Dari sinilah akan terlihat kualitas seseorang dalam memegang sebuah nilai, karena bagian tersulit dari sebuah nilai yang kita pegang adalah menerapkannya. Ujian final dari pembelajaran apapun adalah selalu penerapannya.

Semoga apa yang saya bagikan ini bisa memberikan semangat kepada kita semua untuk tetap berpegang pada nilai-nilai kejujuran, dalam keadaan apapun. Dan saya percaya bahwa suatu saat, apabila kita setia memegang nilai kejujuran ini akan ada ganjaran yang saat ini belum bisa kita lihat. Dan bagi rekan-rekan yang sudah pernah menikmati ganjaran karena memegang nilai kejujuran, boleh berbagi di kolom comment.

  
Salam

4 komentar:

  1. Betul, tidak ada manusia yang tidak diuji. Memegang nilai yang benar atau salah, tetap diuji oleh Tuhan. Bedanya yang benar diuji apakah dia tetap sanggup bertahan dengan kebenaran, sedangkan yang salah diuji untuk digoyahkan supaya menjadi benar. :)

    Keduanya merupakan wujud kasih sayang Tuhan kepada manusia.

    BalasHapus
  2. jadi inget tadi pagi saya punya pengalaman tentang tukang bubur yang mengembalikan uang kembalian yang saya kurang 1000, sampai lari2 mengejar saya...

    suatu yang mahal di kota Jakarta...
    ^^.


    oya, jangan lupa mampirjuga ya di blog saya.. maklum newbie nih... (follow jg..) hehe..

    http://margarethacyntia.blogspot.com

    BalasHapus
  3. @ Tia, betul memang jarang hal itu terjadi di zaman sekarang. semoga dagangannya semakin laris buat penjual buburnya.

    BalasHapus
  4. Kejujuran adalah kunci sukses seseorang.
    salam,

    BalasHapus