Minggu, 23 Oktober 2011

Antara Yue Yue and Konfusius

Saya percaya siapapun pastilah hancur hatinya menyaksikan rekaman CCTV yang memperlihatkan bocah dua tahun bernama Yue Yue ditabrak dan dilindas oleh dua kendaraan, ditambah lagi 18 orang yang kebetulan melewati tempat kejadian membiarkan tubuh mungil itu tergeletak di jalan bersimbah darah.

Sebuah pertanyaan muncul di dalam diri saya, apakah peristiwa yang terjadi di kota Foshan, provinsi Guangdong itu merupakan gambaran masyarakat China yang egois, ataukah hanya suatu kebetulan dimana 18 orang yang melewati tubuh mungil yang bersimbah darah itu adalah orang-orang yang sedang tidak mau berurusan dengan orang lain.

Konfusius yang hidup tahun 551 – 479 SM mengatakan karena hubungan manusia dengan Titah Surga telah putus sehingga interaksi antar manusia dibentuk oleh egoisme dan keserakahan. Setiap tingkah laku manusia didorong oleh suatu keinginan kuat untuk melakukan tindakan terntentu yang menguntungkan dirinya sendiri. Salah satu bagian dari buku 10 Teori Tentang Hakikat Manusia yang ditulis Leslie Stevenson dan David L Haberman

Ternyata egoisme bukan barang baru dimuka bumi ini, bukan karena jaman semakin modern sehingga masyarakat menjadi egois, tetapi pada jaman berabad-abad yang lalu dimana Konfusius hidup hal itu sudah ada. Dan sifat egoisme ini terus menetap di masyarakat dengan wujud dan bentuk yang disesuaikan dengan jamannya.

Konfusius mengatakan bahwa setiap pribadi merupakan orang bijak yang potensial , yaitu orang-yang mampu berbuat kebajikan. Setiap manusia berusaha mengarahkan dirinya menjadi manusia yang utuh. Manusia yang utuh dan sempurna menurut Konfusius, adalah manusia yang memiliki hati yang penuh belas kasihan dan manusia yang senantiasa memupuk moral dirinya sendiri dan membawa kedamaian dan keamanan bagi sesamanya.

Untuk menaklukkan kecenderungan manusia berbuat sesuatu yang menguntungkan dirinya sendiri, Konfusius mengajarkan untuk melakukan segala sesuatunya tanpa pamrih, khususnya yang berkaitan dengan berbuat yang benar hanya karena secara moral benar, dan bukan karena alasan lain.

Setelah delapan hari koma akhirnya Yue Yue meninggal, saya berdoa semoga dengan peristiwa ini dan kepergiannya menjadi tonggak sejarah untuk menjunjung tinggi moralitas diatas segala kepentingan diri sendiri dan kelompok. Hanya doa yang mampu mewujudkan apa yang kita impikan.


6 komentar:

  1. Sebetulnya bukan hanya salah orang yang lewat sih. Soalnya kebanyakan yg ditolong bakalan nuntut balik ke yang nolong, nah lo... kasian kan. ini disini hehe; http://www.exelroze.info/2011/10/inilah-penyebab-pejalan-kaki-di-china.html

    BalasHapus
  2. @Anonim: benar, memang Hukum disana yang keliru dan perlu direvisi. Supaya si penolong ga ragu2 untuk menolong. Namun demikian, bagaimanapun hukum/aturannya, seandainya manusia masih punya nurani, dia pasti ga peduli dgn hukum, tetap menolong orang yg sedang sekarat. Apalg ini balita!

    BalasHapus
  3. ooo.... yg ktanya anak tlntar yg tdk dpdulikan itu ya? ksihan tdk ada yg simpati :(
    jgn lupa mampir ke eMingko Blog

    BalasHapus
  4. Jujur w lihat video pengen w bunuh tuh orang yang nabrak & membiarkan Yue Yue sampai terkampar,memang mereka kagak punya hati nurani ya ? sampai segitu anak kecil terkapar bukan ditolong tapi malah di biarkan & dilindas lagi sungguh biadab

    BalasHapus
  5. serem deh liat videonya.. ternyata perlakuan oran china terhadap rakyatnya sendiri terlebih sama anak kecil aja begitu banget yaa...
    gw liat videonya sampe sesek sendiri, semoga kekejaman penduduk kyk gitu gak terjadi di indonesia..

    SALAM,
    mampir2 yaa

    BalasHapus
  6. dejavu... kayaknya kisah ini pernah terjadi deh.. hehehe...
    dlu juga kejadiannya sama persis seperti ini kayaknya (lokasi dan pelakunya aja yang beda, tp spirit-nya sama..)

    BalasHapus