Rabu, 18 Februari 2015

Passion, adalah bahan sukses yang oke

Bagi saya kunci sukses seseorang bukanlah karena kepintarannya, bukan karena kecerdasannya, bukan pula karena bokap-nyokap kaya raya minta ampun. Siapa bilang pintar, cerdas, tajir tidak penting untuk kesuksesan. Itu semua penting, tapi tak menjamin sukses seseorang.

Saya berani bertaruh: kunci paripurna kesuksesan seseorang adalah PASSION, titik.


Sekitar 15 tahun lalu saya kuliah di jurusan teknik mesin UGM Yogyakarta. Saya memilih jurusan itu karena waktu di SMA jurusan itulah yang paling keren, paling bergengsi, dan paling cepat diterima kerja. Tapi celaka, di bangku kuliah saya nggak betah belajar teknik mesin. Pelariannya, seringkali saya berbulan-bulan nggak kuliah sibuk menjadi aktivis: lontang-lantung menjadi wartawan kampus dan demonstran.

Bukannya sibuk dengan diktat kuliah perteknikmesinan, saya justru menekuni dunia manajemen dan marketing secara autodidak. Saya ingat betul, saat itu waktu lebih banyak saya pakai mengunjungi perpustakaan fakultas ekonomi ketimbang teknik. Waktu lulus pun (hehe... dengan IP pas-pasan) saya pun merasa lebih kompetitif bersaing dengan lulusan manajemen/marketing ketimbang teknik.

Karena alasan itu pula kemudian saya memutuskan bekerja di dunia manajemen/marketing, menjadi penulis dan konsultan manajemen/marketing. Amazing... karena saya mencintai dunia ini, karier, capaian, karya yang saya hasilkan maju pesat tak terbendung. Karena menemukan dunianya, saya bekerja amat keras, namun di balik kerja keras itu saya justru merasakan layaknya sedang bermain: asyik bukan main!

Sebelum saya menikah, bahkan sampai seminggu bahkan dua minggu saya nggak pulang ke rumah, sibuk menulis dan mengerjakan laporan. Musuh saya satu waktu itu: satpam. Ya, karena untuk bisa tidur terus-terusan di kantor selama 1-2 minggu harus adu mulut dengan satpam tiap malam. Orang dari kantor sebelah mengira saya menjadi pekerja rodi. 100% keliru! Tak ada seorang pun yang meminta saya lembur! Saya menikmati pekerjaan itu, saya melakukan denganexciting, dan karena itu hasil-hasil yang saya capai juga extraordinary

Saya mengalami kondisi “kesurupan” yang oleh Mihaly Csikszentmihalyi, pakar psikologi, disebut sebagai “FLOW”, yaitu kondisi dimana saya hanyut dan terhisap (immersed & absorbed), menikmati kesenangan (joy) dan mencapai totalitas (total concentration) dalam melakukan pekerjaan itu. Buahnya: produktivitas kerja yang berlipat-lipat.

Ya, itu terjadi karena saya melakukan pekerjaan itu dengan PASSION!!!

Passion memberi kita optimisme luar biasa yang memungkinkan kita menuai capaian-capaian yang extraordinaryPassion memunculkan produktivitas luar biasa, produktivitas di luar batas kemampuan kita. Passion membalik beban dan stress menjadi energi kerja yang luar biasa.Passion memberikan kita keyakinan dalam mencapai apa-apa yang kita inginkan. Passionmemicu kita untuk memiliki daya kreasi yang tak mengenal batas.
Berkat Twitter, saya mendapatkan sebuah blog post berjudul, “Pursuing Passion” ditulis oleh John Hagel yang secara khusus melakukan studi mengenai seluk-beluk passion. Dari studi tersebut, ia menemukan beberapa tesis menarik. Berikut saya ambil beberapa di antaranya.

Passion is about performance.  Orang yang memiliki passion akan memiliki sense of achievement dan selalu tergoda untuk menciptakan karya dan capaian luar biasa. Ia selalu mencari tantangan dan peluang untuk mewujudkan capaian-capaian di luar zona kenyamanan yang melingkupinya. Dalam mewujudkan capaian yang luar biasa mereka tidak memerlukan insentif atau penghargaan dari luar, karena energi untuk mencapai yang terbaik selalu datang dari dalam dirinya sendiri: “Passion is ultimately driven by intrinsic motivation rather than extrinsic rewards”.

Passion is about risk-taking. Bagi orang yang memiliki passion, gelas yang terisi air setengahnya, akan dikatakan gelas itu “setengah penuh”, bukannya “setengah kosong”. Segala bentuk tantangan dan risiko akan mereka lihat sebagai “jembatan” untuk mencapai sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang sebelumnya tak pernah ada. Karena itu orang yang memiliki passionselalu bisa lepas dari segala bentuk krisis dan ketidakmenentuan. “For passionate person, risk becomes reward. They see that risk is the only way to discover new things and explore new territories.”

Passion is about connecting. Orang yang memiliki passion selalu mencari orang lain yang memiliki passion yang sama untuk berbagi dan bersama-sama mewujudkan apa yang ingin mereka capai. Ia selalu menyadari bahwa cara terbaik untuk mewujudkan tujuan dan misi adalah dengan berhimpun, berbagi, dan belajar dengan orang lain. “Passion lead us to seek out and connect with others sharing our passion. A passionate person is not a lone hero.”

Passion is about authenticity. Passion datang dari lubuk hati yang paling dalam, tanpa dibuat-buat, tanpa direkayasa. Ia merupakan “suara hati” yang memberi energi dan tenaga hidup luar biasa. Ketika seseorang memiliki passion terhadap sesuatu hal, maka sesuatu hal itu memberinya makna hidup dan identitas hakiki, dan dengan itu ia mengabdikan dan mengontribusikan seluruh hidupnya untuk orang banyak. Dalam The 8th Habit, Stephen Covey menyebutnya sebagai “voice”. Kata Covey: “Find your Voice, and inspire others to find theirs”.

Bill Gates is a passionate person!
Steve Jobs is a passionate person!
Mohammad Yunus is passionate person!
Einstein is a passionate person!
Gandi is a passionate person!
Soekarno is a passionate person!
Saya berani bertaruh: “Orang hebat pasti memiliki PASSION luar biasa!!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar