Selasa, 17 Januari 2012

Tugas dan Pelayanan Doa

Doa diperintahkan oleh Tuhan untuk menyanggupkan manusia bertindak dalam segala hal menurut kehendak Tuhan. Dengan doa, kesanggupan ini diperoleh untuk merasakan hukum kasih, untuk berbicara menurut hukum kasih, dan untuk melakukan segala sesuatu selaras dengan dengan hukum kasih.

Tuhan dapat menolong kita. Tuhan adalah seorang ayah. Kita membutuhkan hal-hal yang baik dari Tuhan untuk membantu kita “berlaku adil, mencintai belas kasihan, hidup dengan rendah hati di hadapan Tuhan, untuk bertindak bijaksana dan mulia, untuk menghakimi dengan jujur dan dengan kasih sayang. Bantuan Tuhan untuk melakukan semua hal ini menurut cara Tuhan diperoleh dengan doa; "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” ( Matius 7: 7 )

Doa haruslah berlangsung tiada henti-hentinya, tanpa istirahat, tekun, tiada kekangan dalam hasrat, semangat atau tindakan, roh dan kehidupan selalu terdapat dalam sikap doa. Lutut mungkin tidak selalu ditekukkan, bibir mungkin tidak selalu melafalkan kata-kata doa, tetapi rohnya selalu terdapat dalam tindakan dan hubungan doa.

Paulus mengajarkan: “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa” (Roma 12: 12). Di ayat yang lain dikatakan: “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur” (Kolose 4: 2)




Tujuan akhir doa adalah sebuah kehidupan yang ditransformasikan oleh Allah sehingga manusia yang berdoa semakin mengerti dan melakukan kehendak Allah.  Doa adalah sebuah proses untuk memuliakan nama Allah. Semua yang dilakukan Allah sebagai jawaban doa, baik mengabulkan maupun menolak adalah dalam rangka untuk kemuliaan nama-Nya. Selain itu, praktek doa tidak terbatas peda meminta dan mengabulkan. Doa memiliki aspek yang lain, yaitu: Safaat, pemujaan, ucapan syukur, pengakuan dosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar