Senin, 30 Juli 2012

Setiap orang memandang hidup secara berbeda

Dikantor dimana saya bekerja, saya melihat ada beberapa rekan yang memiliki kecenderungan untuk suka mengatur. Suka mengatur yang dimaksud disini adalah sikap kurang bersahabat yang diperlihatkan jika orang lain tidak melakukan seperti yang dia kehendaki. Kecenderungan ini juga terjadi dilingkungan keluarga yang mana salah satu, entah sang suami atau istri menunjukkan sikap yang tidak berkenan jika pasangannya tidak melakukan sesuatu dengan cara yang seperti diinginkannya.

Dan perilaku seperti ini adalah perilaku yang umum terjadi, padahal perilaku seperti itu bisa menimbulkan stress, baik bagi si pengatur maupun orang yang diatur. Seseorang yang gemar mengatur memikul beban stress yang luar biasa berat, tidak saja karena ia harus memperhatikan betul pilihan-pilihan dan perilakunya sendiri, namun juga karena ia memaksa agar orang lain berperilaku serupa. Walaupun kadang-kadang kita dapat mempengaruhi orang lain, kita pasti tidak dapat memaksanya berbuat semau kita, bagi seseorang yang pengatur itu sangat mengesalkan.

Hal negatif yang diperlihatkan oleh si pengatur adalah, ia tidak memberikan ruang bagi orang lain untuk menjadi diri mereka sendiri. Hal ini yang menjadi penyebab sebuah organisasi mengalami guncangan jika sang pemimpin memiliki sifat seperti ini, dan menghancurkan sebuah perkawinan jika salah satu pihak memiliki sikap yang seperti ini.

Nah apabila kita memiliki kecenderungan untuk suka mengatur ada hal yang perlu diingat bahwa setiap orang memandang hidup ini secara berbeda, itu berarti bahwa mereka pasti akan berperilaku berbeda dengan kita. Dengan mengetahui hal ini maka kecenderungan suka mengatur akan mampu diminimalisasi, yang pada gilirannya akan memudahkan kita untuk bergaul dengan siapa saja.

Hubungan antar manusia bukanlah suatu pertandingan siapa mengatur siapa, tetapi sebuah yang hubungan yang bisa membawa kepada kedewasaan sebuah karakter masing-masing individu. Kalau besi menajamkan besi saat bergesekan, begitu juga manusia akan menajamkan manusia saat mereka berinteraksi.

Sikap suka mengatur sangatlah merugikan. Sikap tersebut menciptakan kebencian dan hubungan yang bernada permusuhan. Begitu kita berhenti untuk mengatur orang lain dan ketika orang lain merasa diterima secara apa adanya bukan menjadi orang yang kita inginkan, maka orang lain akan lebih menghormati dan mengagumi kita.

Bagaimana pendapat Anda?


Salam

TEMUKAN ASSESORIS MENARIK DISINI !!!

Mempertahankan integritas dalam lingkungan kerja

Dalam dunia kerja kita seringkali menghadapi dilema saat pemimpin kita meminta kita untuk melakukan sesuatu yang menghancurkan integritas kita. Kadang hal itu bukan untuk melakukan suatu kejahatan akan tetapi hanya sekedar agar sang pemimpin bisa tampil sempurna. 


Dan hal itu baru saja terjadi pada diri saya, dimana pimpinan kami meminta saya untuk membubuhkan tanda tangan palsu pada sebuah bukti transaksi, hanya supaya kelihatan bahwa depatermen yang ia pimpin tampil sempurna saat diaudit. Dengan sedikit memberanikan diri saya berusaha menolak permintaannya dengan bahasa yang halus dan sopan agar harga dirinya tidak merasa sedang diserang. Dan syukurlah akhirnya pimpinan kami bisa menerima penjelasan saya.

Seringkali kita diperhadapkan suatu pilihan dalam dunia kerja, apakah kita ingin tampil sempurna dihadapan pimpinan kita atau kita mempertahankan intergritas kita. Banyak dari kita memilih yang pertama, ingin tampil sempurna dihadapan pimpinan dengan melakukan segala cara, bahkan sampai rela melakukan kebohongan demi kebohongan.

Padahal pada saat kita melakukan suatu kebohongan demi kebohongan untuk tampil sempurna, kita akan menguras energi dan pikiran kita, karena kita akan selalu mencoba mengingat-ngingat apa yang telah kita katakan, kita menjaga jangan sampai apa yang kita katakan hari ini berbeda dengan apa yang telah kita katakan sebelumnya, agar kita tidak ketahuan kalau sedang berbohong. Dan sebenarnya pada kondisi seperti itu manusia tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Hal yang kedua adalah jangan takut untuk mengungkapkan sebuah kebenaran. Saya percaya bahwa pada saat kita berani mengungkapkan sebuah kebenaran, maka disadari atau tidak kita sedang mempengaruhi orang-orang yang ada disekitar kita untuk juga berani mengungkapkan kebenaran.

Hal yang ketiga, orang tidak akan dihukum saat mengungkapkan sebuah kebenaran. Dan kalau hal itu sampai terjadi itu berarti bahwa pintu kesempatan yang lebih lebar sedang disediakan buat kita. Karena Raja Salomo dari Israel mengatakan: Orang benar yang bersih kelakuannya -- berbahagialah keturunannya”.

Semoga apa yang saya bagikan disini membuat kita untuk tetap selalu berpegang pada integritas kita.

Bagaimana pendapat Anda?

Kualitas kepemimpinan - Bersikap Positif

Penemuan terbesar dari generasi saya adalah bahwa manusia dapat mengubah hidupnya dengan mengubah sikap berpikiranya. Kata seorang psikolog; Willian James

Thomas Edison adalah seorang yang optimis, karena ia melihat yang terbaik dalam segalanya. Ketika ia harus mencoba sepuluh ribu kali untuk menemukan bahan yang tepat untuk dijadikan lampu pijar, ia tidak memandangnya sebagai kegagalan.

Banyak pecundang adalah orang-orang yang tidak sadar betapa dekatnya mereka dengan sukses itu ketika mereka menyerah.

Victor Frankl menasehati; “Kebebasan kita yang paling hakiki sebagai manusia adalah memilih sikap kita dalam keadaan apapun”. Frankl adalah seorang yang selamat dari tahanan penjara kamp Nazi, dan sepanjang penderitaannya itu, ia tidak membiarkan sikapnya memburuk. Jika Victor Frankl bisa mempertahankan sikap yang positif, kita juga pasti bisa.

Thomas Edison mengatakan: “Seandainya satu-satunya hal yang kita wariskan kepada anak-anak kita adalah kualitas antusiasme, kita akan memberi mereka harta yang tak ternilai harganya”.

Jumat, 20 Juli 2012

Tukang Becak yang Jadi Juragan Garam

Jakarta - Untuk menjadi pengusaha sukses tidak mengenal latar belakang seseorang. Kerja keras, kejelian dan bertahan dari jatuh bangun menjadi kunci siapapun yang ingin menjadi pengusaha sukses. 

Lika-liku ini juga dialami oleh Sanin, pria paruh baya yang sebelumnya berprofesi sebagai tukang becak ini sukses menjadi pengusaha garam yang beromzet Rp 400 juta per tahun.

Pengusaha asal Cirebon ini mengatakan saat menjadi tukang becak, ia melihat peluang usaha di daerahnya yang masih terbuka luas dan relatif mudah dijalankan karena daerahnya merupakan sentral penghasil garam. Sanin memberanikan diri untuk belajar membuat garam pada sebuah pabrik, akhirnya ia memulai untuk membuat garam sendiri.

"Dulunya saya tukang becak, kira-kira dua tahun di prapatan jalan Cirebon ada pabrik garam. Setelah itu kita menimba ilmu di situ, kemudian kita kerja kurang lebih selama dua bulan. setelah itu kita bikin di belakang rumah. Saya dan istri coba-coba melakukan itu, akhirnya dijual ke pasar lalu laku," ungkap Sanin beberapa waktu lalu di Jakarta kepada detikFinance.

Melalui ketekunannya, pelanggan garam olahan buatan Sanin pun bertambah banyak. Sehingga ia pun membangun pabrik garam sendiri dan mempekerjakan tetangganya sebagai karyawan.

"Lambat laun ternyata keuntungan kita tambah besar dan banyak peminatnya. Akhirnya kita menambah karyawan dari tetangga-tetangga kita lalu kita bisa membeli tanah untuk tempat produksi yang lebih luas lagi dan sekarang ada pabrik, yakni pabrik garam," tambahnya.

Sanin mengaku, dalam setahun ia bisa menghasilkan garam minimal mencapai 2.000 ton. Sanin mengaku kewalahan memenuhi permintaan garam olahan yang datang dari Cirebon dan luar kota.

"Pasaran kita di daerah Cirebon, Kuningan, dan Jawa Tengah. Justru kita nyari orang kerjanya agak susah. Kalau barang jualnya habis-habis terus, tak pernah berkurang. Karena pemasaran banyak sekali setelah beredar," sambungnya.

Usahanya yang ditekuni Sanin sejak 30 tahun silam bukannya tanpa tantangan. Ketika usahanya tumbuh dan membutuhkan tambahan modal, ia pernah ditolak saat mengajukan pinjaman ke sebuah bank karena dianggap usahanya tidak menjanjikan. Berkat kegigihannya, akhirnya Sanin pun bisa memperoleh pinjaman.

"Kita pernah mengajukan utang pinjaman ke bank, tapi waktu itu ditolak. Katanya setelah ditolak, bangunnya masih bilik. Setelah itu akhirnya kita ke bank lain. setelah diproses dan melihat prospek perkembangan usaha kita, akhirnya kita dapat dana dan akhirnya usaha kita berkembang sampai sekarang. Sekarang punya tanah, punya kantor, punya pabrik," sebutnya

Pria yang tidak tamat pendidikan sekolah dasar (SD) ini menjelaskan hasil usahanya bisa membuat ia naik haji beberapa kali dan menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang sarjana. Usaha yang ditekuni Sanin saat ini, juga telah merambah ke pabrik pembuatan pupuk.

"Anak saya pun kini sarjana semua. Sementara saya pendidikan kelas 4 SR (setara SD) dulu. Makanya kita punya anak tidak mau mengalami masa muda seperti kita, makanya kita sekolahkan semua itu. Kita haji pun sudah dua kali, malah akan datang tahun depan mau umroh dulu," tutup Sanin.



Source: Detik Finance

Mengapa Orang Kaya Semakin Kaya

Jakarta - Istilah orang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin, sudah sering kita dengar. Kenyataannya fenomena itu memang benar-benar terjadi dalam kehidupan kita.

Berikut ini penjelasan singkat pakar marketing Tung Desem Waringin, bagaimana kita berpikir dan memposisikan diri sebagai orang yang kaya, menengah atau bahkan hanya sebagai orang miskin:

Mengapa orang kaya semakin kaya? Karena begitu orang kaya penghasilannya bertambah besar, maka gaya hidupnya sementara tetap (menunda kesenangan). Penghasilan yang lebih ini di investasikan kedalam asset. Misalnya beli saham yang menghasilkan deviden, rumah kost kost-an, ruko yang dikontrakkan, Mall yang disewakan, sarang walet, usaha-usaha yang menghasilkan, dan lain-lain. 

Sedemikian sehingga penghasilan mereka bertambah besar. Dan ketika penghasilan mereka bertambah besar lagi, mereka investasikan lagi ke dalam asset tersebut diatas, sehingga semakin kaya dan semakin kaya lagi.

Mengapa orang menengah bergumul terus secara finansial Ketika orang menengah penghasilannya bertambah besar maka dia mencicil rumah yang lebih besar, mobil yang lebih besar, handphone yang lebih canggih, komputer yang lebih modern, televisi yang lebih besar, audio yang lebih canggih dan banyak sekali uang untuk kewajiban sehingga masuk kedalam pengeluaran. 

Orang menengah ini bisa memiliki rumah yang besar, mobil yang besar tapi tidak mempunyai uang yang bekerja untuk dia. Dan seumur hidupnya menjadi budak uang karena membayar cicilan semakin besar seumur hidupnya.

Mengapa orang miskin bablas miskin?
Orang miskin tidak perduli seberapa besar pun penghasilannya semua akan masuk ke pengeluaran.

Contoh:
Orang miskin begitu penghasilannya bertambah besar mereka beli TV yang besar, beli jamnya yang mahal, beli hp yang lebih baru, beli baju mahal, makan di restoran mewah, ikut keanggotaan fitness, ikut asuransi yang tidak perlu, dan lain-lain. Semua dijalankan karena gaya hidup modern atau tidak mau ketinggalan zaman.

Pertanyaannya: Bila penghasilan Anda bertambah besar, Anda belikan apa? Hal-hal yang menghasilkan uang lagi atau hal-hal yang menghabiskan uang. Silahkan dijawab, Anda yang tahu termasuk golongan manakan Anda?

Semoga bermanfaat, Saya Tung Desem Waringin mengucapkan salam dahsyat!



Source: Detik Finance